Tanjabbar.Genjambi.ID – F warga Renah Mendaluh, Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabar) salah satu orang tua korban dari Pelatih Bola yang diduga melakukan sodomi terhadap anak didiknya itu mengaku anaknya hanya di ciumi dan diminta pegang alat kelamin pelaku.
“Kalau anak saya hanya di ciumi saat tidur dan di minta pegang kelamin pelaku,”katanya saat di konfirmasi melalui sambungan telefon oleh media ia meminta agar nama anaknya tidak disebutkan
Menurut F anaknya ia dan istri di interogasi terkait dengan hal itu. Pengakuan sang anak hanya diminta pelaku memegang kemaluan pelaku dan di ciumi saat tidur, dirumah korban.
“Ga semua anak tidur di sana, tidur di rumah pelaku itu rame rame hanya setiap malam Minggu, karena paginya maraton kata pelatihnya itu (red, JR),”ungkapnya.
F Mengaku mengetahui hal itu dari teman anaknya yang berinisial A yang orang tuanya bekerja di salah satu perusahaan perkebunan sawit di wilayah tersebut. Menurutnya, saat itu orang tua dari teman anaknya itu mengetahui saat melihat tingkah laku anaknya aneh.
“Jadi, ibunya itu tanya bisa gitu siapa yang ajarin, dan terus di desak dan akhirnya bilang kalau pelaku yang ngajari (red, JR),”bebernya.
Dari situ, kemudian orang tua A yang itu kemudian melakukan koordinasi dengan sejumlah orang tua lainnya dan sepakat melaporkan kejadian itu ke Mapolsek Merlung.
“Tadi jam 9 kami buat laporan ke Polsek dan terus di tindak lanjuti,”bebernya.
F juga menyebutkan sebanyak lima orang tua yang mendatangi Mapolsek Merlung. Dari lima itu, hanya A yang melaporkan kejadian itu. Dan A sebagai pihak pelapor.
“Orang tua A dan A yang jadi pelapor nya,”ucapnya.
Dari lima orang tua itu, ada yang dua anaknya jadi korban oleh pelaku. Namun, dari itu Pelaku hanya melakukan perbuatan tidak melakukan sodomi hanya memegang atau mencium.
“Hanya A yang sudah yang lainnya cuman sama dengan anak saya,”sebutnya.
Dari pengakuan A di depan penyidik, A sudah berulang kali di lakukan perbuatan diduga sodomi oleh JR.
“Sudah beberapa kali saja itu katanya di depan polisi,”ungkapnya
Sebab, A tersebut tinggal satu rumah dengan pelaku. Sang orang tua A merupakan pekerja di salah saut perusahaan di kawasan tersebut.
“Kan sudah di percaya kaya saudara sendiri jadi ya tinggal disitu anak anak ini kan masih pada SMP,”sebutnya.
Sebelumnya, sudah ada desas desus terkait hal itu, namun tidak ada tidak lanjutnya. Baru kali ini ada tidak lajurnya setelah ada laporan ke polisi.
“Kalau isu isu nya sudah lama tapi baru ini kita tidak lanjuti, awalnya kita hanya konsultasi ke Polsek terus di tindak lanjuti.”tutupnya
(Wis)